(Manokwari, 13 September 2013), Ratusan warga Negara Federal Republik Papua Barat
(NFRPB) di Manokwari Ibu Kota Provinsi Papua Barat melakukan konvoi perdamaian dan keadilan dalam rangka menyambut kedatangan Air Suci Ayre dari Australia yang telah diserahkan oleh Ketua Adat bangsa Aborigin Mr. Kevin Buzakot kepada dua tokoh pemimpin besar bangsa Papua Barat yaitu Mr. Eliezer Awom dan Mr. Drs.Frans Kapisa yang mewakili masyarakat adat bangsa Papua Barat.
Dalam keterangan yang disampaikan oleh Mr. Frans Kapisa kepada pers local dan nasional Indonesia, ia mengatakan : “ Ketua Adat Bangsa Aborigin berpesan kepada seluruh rakyat bangsa Papua Barat bahwa dirinya dan seluruh rakyat Aborigin Australia menghendaki menyatukan kembali peradaban kedua nenek moyang antara bangsa Papua dan Aborigin yang telah dipisahkan oleh mencairnya es di zaman lampau dan akan menabuh tifa untuk memerangi ketidakadilan, penderitaan dan penjajahan yang sedang dialami bangsa Papua Barat semenjak Papua Barat diintegrasikan kedalam wilayah territorial Negara Republik Indonesia oleh sebuah act of free choice atau Pepera (Penentuan Pendapat Rakyat) 1969 yang penuh dengan rekayasa politik tingkat tinggi antara Amerika Serikat, Belanda, Indonesia bahkan United Nations.”
Selain itu, Mr. Eliezer Awom, salah seorang aktivis pejuang Papua Merdeka senior yang juga mantan Tapol/Napol menyampaikan bahwa telah terlampau lama perjuangan bangsa Papua Barat untuk keluar dari penderitaan panjang dan penjajahan colonial Indonesia diperjuangan dengan segala cara baik lewat aksi-aksi militer gerilyawan Free West Papua, diplomasi, politik gerakan-gerakan civil sociality, maupun moral force aksi-aksi demonstrasi pemuda dan mahasiswa. Namun semuanya seakan tidak berdaya menghadapi kekejaman perilaku pemerintah Indonesia melalui TNI/POLRI di Papua Barat dengan segala milisi-milisi bentukan Indonesia. “Kami rakyat bangsa Papua Barat menyampaikan ucapan rasa terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada tokoh adat Aborigin Australia Mr. Kevin Buzakot,masyarakat adat aborigin, para aktivis Hak Asasi Manusia, Lingkungan Hidup, musisi, seniman, dan lain sebagainya yang telah menyuarakan suara perdamaian dan keadilan bagi Papua Barat dalam pelayaran konvoi armada kapal-kapal Freedom Flotilla West Papua dari Australia yang bertepatan dengan hari Ulang Tahun Negara Republik Indonesia (RI) tanggal 17 Agustus 2013 silam.” “Kiranya Papua Barat sebagai salah satu Negara baru di Pasifik Selatan segera memperoleh status pengakuan internasional dari Negara-negara sesama ras Melanesia di Pasifik, saudara-saudara di Afrika, dan Caribea, serta masyarakat Uni Eropa maupun Amerika Serikat dalam sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam waktu dekat di New York.”
Massa yang berbondong-bondong memenuhi halaman kantor gubernur Negara bagian melakukan tari-tarian adat dari suku besar Arfak di Manokwari, Numfor, maupun suku-suku bangsa Papua lainnya yang berdomisili di Manokwari. Kemudian acara ditutup dengan ibadah bersama untuk memohon tuntunan TUHAN dalam seluruh rangkaian proses perjuangan rakyat Papua. (Z/H).
![](http://pixel.wp.com/b.gif?host=freedomflotillawestpapua.org&blog=48177107&post=4185&subd=le2wp&ref=&feed=1)